malam itu bulan bersinar terang
dan manusia berbondong-bondong berkeliling menikmatinya
sepasang manusia yang saling mencinta berjalan berdua
dalam diam
tapi aura kasih yang begitu besar terasa
sungguh kuat terasa
memenuhi tiap ronga-rongga udara
cinta mereka begitu indah
hingga aku ingin menitikkan air mata
*****
bapak itu datang dengan tergopoh-gopoh memasuki standku. diantara keriuhan pembeli meminta nomor dan model sandal yang kadang membuatku cukup pusing dan tidak sabar, perhatianku tertuju pada seorang bapak tadi. usianya mungkin sekitar 60 tahunan. perawakannya cukup kecil dan mungkin tingginya nyaris sama denganku. dia memilih dengan cukup teliti sampai menelisik tiap detail sandal seharga 65 ribu rupiah itu. aku sadar ada sesuatu yang berbeda dengan bapak itu. aku menghampirinya dan menanyakan apakah ada yang bisa aku bantu, ternyata bapak itu adalah seorang penyandang disabilitas, beliau tuna wicara. tanpa ada kesulitan aku bisa memahami apa yang dimaksudkan oleh beliau, meskipun tanpa suara, karena mbak pah, mbak-mbak yang setrika di rumahku juga seorang tuna wicara. bapak itu meminta sandal ukuran 37, tapi ukuran yang dicarinya itu tidak ada karena ukuran terkecil sandal pria adalah 38. dan aku meninggalkan bapak itu sejenak, memberikannya waktu untuk menimbang-nimbang pilihannyanya, selain itu juga karena aku harus melayani pembeli yang lain. tak berapa lama muncullah sang istri dari bapak tersebut. mereka tampak berbicara tanpa suara, dan beberapa saat kemudian aku baru menyadari bahwa mereka adalah sepasang suami istri yang sama-sama tunawicara. lihatlah, mereka saja yang tidak sesempurna kita bisa saling memahami dan mencintai sebegitu hebatnya. bisakah kita, paling tidak menyamai mereka?
Powered by Blogger.